Notification

×

Iklan

Iklan

IDUL FITRI MOMENTUM KEMBALI KEPADA KESUCIAN

27 Maret 2025 | Maret 27, 2025 WIB Last Updated 2025-03-28T07:05:04Z

 

Oleh : Dr. Mukhsinuddin,. S.Ag, M.M

Dosen STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh Barat


Bila kita memaknai  kata Idul Fitri adalah  hari raya, perayaan, pesta, festival, lebaran, dan berbuka. Jadi, Idul fitri artinya kita merayakan dengan hari yang suci bagaikan anak baru terlahir dari ibunya. 


Idul yang berarti kembali atau kembalilah berasal dari ‘aada-ya’iidu-‘id) betul berarti kembali. Tetapi makna yang dimaksud pada perkataan Idul Fitri bermakna hari raya berbuka, maksudnya adalah hari berbuka terakhir puasa pada hari terakhir Ramadhan. 


Begitu juga kata al-fitri dari idul fitri,  Dalam kamus Bahasa Arab, kata   futhur  berarti berbuka. Makna fitri artinya berbuka adalah sesuai dengan hadits Nabi riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim Artinya: Ya Allah, bagi-Mu aku berpuasa, dan atas rezeki-Mu aku berbuka.

 

Dari penjelasan  di atas jelaslah, bahwa makna Idul Fitri bukan berarti kembali kepada fitrah atau kesucian. Kemudian fitrah diartikan bersih atau suci bagaikan bayi yang baru lahir bagi orang yang telah berpuasa dari bulan Ramadhan. 


Jadi, makna Idul Fitri secara esensial mengandung makna hari berbuka yaitu hari lebaran, hari pembebasan. Makna filosofisnya pada hari itu, dan mulai hari itu pula, manusia (umat Islam) bebas dari belenggu hawa nafsu, manusia tidak mau diperbudak oleh hawa nafsu, manusia merasa bebas dari perusakan hawa nafsu.  


Kita saksikan dan kita sadari, adakah seseorang muslim atau mukmin pada hari itu, saat  Syawal khususnya, pada hari raya berbuka (idul fitri) yang mengaku tidak bersalah. Karena kebanyakan mereka mengaku bersalah, mengaku khilaf, mengaku banyak dosa, maka mereka mengucapkan minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir batin, kullu amm wa antum bi khair, taqabbalallahu mi na wa minkum taqabbal ya karim, dan ungkapan lainnya. 


Inilah bukti manusia mampu membebaskan dirinya dari belenggu dan budak hawa nafsu, sehingga kesadaran dari hati yang mendalam, sikap bersalah dari bawah sadarnyapun terungkap ke permukaan jiwa yang terefleksi diucapkan dan perbuatan.  


Selain itu, pada suasana Idul Fitri kebanyakan umat Islam jiwa, hati, perasaan, akal dan pikirannya yang terselimut adalah kasih sayang kepada dirinya, orang lain, keluarga, handai taulan?. Bebas dari belenggu hawa nafsu memancar kasih sayang, menyadar atas kesalahan, mengharap asa ke depan yang lebih baik lagi dari pada tahun lalu, dan idul fitri yang sudah berlalu pada tahun-tahun yang lalu.


Idul Fitri yang mengandung makna hari lebaran, hari pembebasan, maka jadikanlah momen awal, gerbang peningkatan amal ibadah, pintu utama masuk pada peningkatan iman dan takwa kepada Allah. 


Sesuai dengan nama bulannya yaitu Syawal berarti peningkatan yaitu bulan manusia memperoleh kemenangan, yakni manusia (umat Islam yang berpuasa) supaya senantiasa meningkatkan iman dan takwa, iman dan amal saleh, ibadah hanya kepada Allah dan ditujukan hanya untuk dan karena-Nya. 


Manusia tidak boleh menghamba kepada nafsu, tak juga menghamba kepada hawa nafsu, jangan mau diperbudak oleh nafsu, angkara murka, dan terjerumus dalam kemaksiatan dan permusuhan yang tertipu dan terperdaya oleh hawa nafsu. 


Manusia beriman, mukmin yang telah berpuasa Ramadhan, jadikanlah momen Idul Fitri sebagai gerbang awal manusia yang telah memperoleh pembebasan dan mendapatkan kemenangan. Maka Idul Fitri pada bulan Syawal ini kita bisa bisa  kita jadikan momen dan gerbang peningkatan iman dan takwa kepada Allah.


Di mana iman dan takwa  sudah kita didik, bimbing, gembleng selama Ramadhan. Semoga kita meningkat derajatnya dari mukminin menjadi muttaqin dan muhsinin, yakni menuju manusi yang kamil dan sempurna. 


Memaknai Hari Idul Fitri


Dengan kita melaksanakan Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Semua umat muslim pasti merayakan hari kemenangan itu. Takbir bersahutan di seluruh Masjid dan dan tempat pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1446 H.


Dan pertanda kita telah melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh untuk mencari tiket ketaqwaan kepada Allah Subhanawataala. setelah melaksanakan Puasa Ramadhan dan pada  bulan Syawal adalah salah satu hakikat menjalin  silaturahmi yang  dianjurkan oleh Rasulullah SAW. 


Sebab  merajut silaturahmi banyak terkandung akan berbagai hikmah di dalamnya. Keutamaan silaturahmi itu sendiri sebagai manusia yang dijadikan makhluk sosial tentunya berhubungan dengan manusia lainnya tak akan terlepas dalam kehidupan sehari-hari. 


Kita tidak  mungkin bisa hidup sendiri, karena kita akan selalu membutuhkan pertolongan orang lain. Bersilaturahmi adalah merupakan satu dari akhlak seorang muslim. Allah Subahanawataala  telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturahmi di dalam  firmanNya :"Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS An Nisaa' 4:1). 


Kontek ayat  diatas di perjelaskan kembali dengan   ayat lain yaitu denga makna "Dan orang-orang yang menghubungkan apa yang telah Allah perintahkan supaya bersilaturahmi  dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang menakutkan" .(QS. Ar-Ra'd: 21). 


Dalam sebuah Hadits Nabi Saw menjelaskan bahwa : Yaitu orang orang mengadakan hubungan silaturahim dan tali persaudaraan sesame  muslim dengan baik : Dan dari Abu Ayyub Al-Anshari r.a bahwa ada seorang berkata kepada Nabi saw., "Beritahukanlah kepadaku tentang satu amalan yang memasukkan aku ke surga. Seseorang  berkata, "Ada apa dia? Ada apa dia?" Rasulullah saw. Berkata, "Apakah dia ada keperluan?. 


Beribadahlah kamu kepada Allah jangan kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, tegakkan shalat, tunaikan zakat, dan bersilaturahimlah." (Bukhari). 


Silaturahmi merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dan membawa berkah. Bagi kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Karena itu merupakan ibadah yang paling indah merajut hubungan dengan manusia, sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Dan memutus tali silaturrahmi adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam, Allah berfirman : "Dan bertakwalah  Hakim). 


Hari Idul Fitri kita selalu dalam dikenang kebaikannya : "Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau dikenang perjuangan atau jasanya, maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi." (HR Muslim). Silaturahmi bisa  Dipanjangkan umurnya sebagaimana dalam Hadist Nabi Saw "Belajarlah dari nenek moyangmu bagaimana caranya menghubungkan silaturahmi  itu, karena silaturahmi menimbulkan kecintaan dalam keluarga, meluaskan rezeki, dan menunda kematian(dipanjangkan umur)." (HR Imam Tirmidzi). 


Dan silaturahmi membawa kita punya Kunci masuk Surga : "Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan silaturahmi." (HR Imam Muslim). Menjalin silaturrahim penyebab datangnya hidayah bagi sesama muslim , Jadi jelas  bahwa berbuat baik kepada kerabat adalah suatu hal yang disyariatkan, dengan sikap dan perilaku kita yang baik kepada sesama  menjadi hidup indah dan baik. 


 Kata silaturahmi berasal dari dua kata yaitu shilah dan rahim. Shilah artinya hubungan dan rahim artinya kasih sayang, persaudaraan, atau rahmat Allah ta'ala. Jadi silaturahmi atau silaturahim berarti menghubungkan kasih sayang, persaudaraan karena Allah, sehingga rahmat Allah menyertai ikatan itu. 


Dengan cinta kita  tidak akan berat untuk bertemu dengan yang dicintainya, untuk membantu yang dicintainya, untuk menunjukan jalan yang benar kepada yang dicintainya, bahkan bersedia berkorban  bagi yang dicintainya. Tidak mungkin caci maki datang dari seorang Muslim kepada suadaranya. Dia hanya membenci perilaku yang salah, namun ingin menyelamatkan pelakunya. 


Maka yang namanya silaturahmi tidak sebatas bertemu, tetapi juga menjadikan pertemuan itu sebagai sarana mendatangkan rahmat Allah. Yang paling sederhana saja dengan ucapan salam, dimana kita mendo'akan orang yang kita jumpai agar mendapatkan keselamatan dan rahmat Allah Subhaanahu wa Ta'ala. Jika cinta menjadi dasar, maka silaturahim itu mengetahui keadaan saudara dengan berkunjung. 


 Bukanlah silaturahmi, menghubungkan kasih sayang, dengan cara pesta pora, rame-rame membuka aurat, pergaulan lawan jenis yang tidak terbatas, dan mabuk-mabukan. 

Hal-hal seperti ini tidak akan pernah mendatangkan rahmat dari Allah SWT. Karena silaturahmi itu adalah aktivitas hati dan fisik, maka rezeki bisa datang dengan berbagai cara. Pertemuan kita  dengan sudara bisa mendatangkan peluang, baik peluang kerja maupun peluang bisnis.


 Namun kita jangan membatasinya hanya itu saja, sebab Allah memiliki wewenang memberikan rezeki kepada hamba-Nya dari arah yang tidak disangka-sangka. Kapan dan seberapa besarnya, itu adalah hak Allah yang menentukan. Allah Mahatahu, seberapa banyak dan kapan waktu yang terbaik bagi kita. 


Hari Kemenangan  Umat Muslim 


Kita telah meraih sebuah Kemenangan yang sangat besar  bagi orang-orang yang beriman. mereka yang telah menunaikan kewajiban berpuasa selama sebulan penuh. Berbagai halangan dan rintangan, baik secara fisik atau psikologis telah kita hadapi dengan penuh kearifan pikiran dan perasaan, dan hal ini dilakukan semata-mata karena mencari ridha Allah SWT. dengan penuh ketaatan terhadap perintah Nya .Rasulullah menjelaskan  dalam Haditsnya :  (Bagi orang yang berpuasa dengan dasar iman dan penuh pengharapan akan diampuni dosa-dosa yang telah lalu.) (HR. Muslim).


Pada Hari Fitri setiap manusia muslim kembali pada hakikat kejadian yang suci dan diwarnai dengan sifat-sifat insan kamil dalam bingkai "taqwa" sebagai tujuan akhir dari proses pelaksanaan ibadah secara menyeluruh. Ciri "taqwa" sebagaimana digambarkan dalam Al-qur'an (Al-Baqarah: 3-4) adalah: 


Pertama, orang-orang yang beriman kepada yang ghaib. Kedua, orang-orang yang mendirikan shalat  Ketiga, orang-orang yang menafkahkan sebagian rizki yang telah dianugerahkan Allah SWT. Keempat, beriman kepada kitab Al-qur'an dan kitab-kitab yang telah diturunkan kepada umat sebelumnya. Kelima, meyakini akan kehidupan hari akhirat. 


Dari itu dalam mewujudkan  Hari  Fitri ini sebagai hari kembali kepada kesucian dan kefitrahan kita bagi  orang-orang yang sukses dan menang  dalam menjalankan  ibadah kepada Allah Swt, mampu menjaga dan  beramal  serta beraktifitas dalam bingkai ketaqwaan yang menghiasi kehidupan kita sebagai hamba Allah SWT.  Dan kepada Pemimpin dan masyarakat untuk menjaga kesucian telah diraih itu dengan melaksanakan aktifitas secara jujur dan amanah jangan sampai melakukan kecurangan dan kebathilan terhadap  masyarakat   dan sesama rekan muslim.


Dalam bulan Fitri ini kita tidak melakukan  lagi kerusakan dan keburukan dengan mengerjakan yang dilarang oleh Allah SWT dan mari kita jauhkan perbuatan itu,  kita akan menuju sebuah kebaikan dan kemenagan yang besar dalam hidup di hari yang suci ini sebagai momentum yang harus kita pertahankan. [] muhmuhsin@gmail.com


×
Berita Terbaru Update